Istanbul dan Munich: Dua Kota, Satu Luka Mendalam Nerazzurri

Bagikan

Inter Milan menghadapi luka mendalam di dua kota berbeda, Istanbul dan Munich, setelah dua kali gagal meraih trofi Liga Champions dalam tiga musim terakhir.

Istanbul dan Munich: Dua Kota, Satu Luka Mendalam Nerazzurri

Meskipun sukses menjuarai beberapa kompetisi domestik, Nerazzurri harus merelakan mimpi Eropa mereka patah di final. Kekalahan tipis dari Manchester City di Istanbul dan kekalahan telak dari PSG di Munich menjadi bukti getirnya perjuangan mereka, meninggalkan kesedihan sekaligus pelajaran berharga untuk kembali bangkit di masa depan.Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh .

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Final di Istanbul: Harapan yang Patah

Final Liga Champions 2023 di Istanbul menjadi momen bersejarah bagi Inter karena ini adalah kali pertama mereka masuk final setelah 13 tahun absen. Harapan untuk membawa pulang trofi ke-4 ke kota Milan begitu membumbung. Di bawah arahan Simone Inzaghi, Inter melaju dengan penuh percaya diri ke Ataturk Olympic Stadium.

Namun, semuanya lenyap saat gol tunggal Rodri mengunci kemenangan Manchester City, membuat Inter pulang dengan tangan hampa. Meskipun Inter sukses merebut Supercoppa Italiana dan Coppa Italia pada musim itu, kekalahan di final tetap menyisakan kekecewaan mendalam.

Bagi Manchester City, kemenangan ini memiliki makna besar karena memastikan treble pertama klub setelah menjuarai Premier League dan FA Cup. Sedangkan bagi Inter, ini adalah ironi pertama dari dua luka besar yang akan datang.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Final di Munich: Mimpi Buruk yang Terulang

Final di Munich: Mimpi Buruk yang Terulang

Setahun setelah dikeluarkan oleh Atletico Madrid di babak 16 besar, Inter bangkit dan berhasil mencapai final lagi, kali ini melawan PSG yang sangat berambisi meraih gelar Eropa pertama mereka. Sayangnya, final di Allianz Arena, Munich, berakhir tragis dengan kekalahan telak 0-5.

PSG mendominasi permainan dan membobol gawang Inter melalui gol Achraf Hakimi, Desire Doue (dua kali), Khvicha Kvaratskhelia, dan Senny Mayulu. Ini bukan hanya kekalahan, tapi kekalahan dengan cara yang sangat menyakitkan.

Simone Inzaghi mengakui keunggulan lawan dan menyatakan, “Paris pantas menang di laga ini dan meraih trofi. Kami kecewa, tapi perjalanan menuju titik ini sangat luar biasa. Sebagai pelatih, saya bangga pada para pemain.” Namun, dia juga menyadari pertandingan tersebut bukan yang terbaik dari pihaknya.

Baca Juga: Final Liga Champions: PSG Bertekad Terus Berjaya Setelah Gelar Pertama

Ironi Treble dan Pelajaran Berharga

Satu ironi besar dari dua final tersebut adalah Inter dua kali menyaksikan tim lawan meraih treble karena mengalahkan mereka. Manchester City di bawah Josep Guardiola pada 2023, dan kini PSG di bawah Luis Enrique yang juga pernah meraih treble bersama Barcelona.

Kedua pelatih tersebut mencetak sejarah baru di atas puing-puing harapan Inter Milan. Inzaghi menyampaikan kesannya, “Ini menyakitkan, seperti final di Istanbul. Paris selalu lebih cepat dalam merebut bola. Kami harusnya bisa bermain jauh lebih baik.” Dua final, dua luka berbeda, namun memberikan pelajaran penting tentang harga mahal kemenangan di level tertinggi Eropa.

Inter Milan: Menyikapi Kekalahan dengan Kepala Tegak

Meski terluka, Inter Milan dan Simone Inzaghi menolak menyerah pada kekecewaan. “Ini kekalahan yang berat karena terjadi di final. Namun, kami bisa bangkit dari kekalahan ini, seperti yang kami lakukan pada 2023 dan kemudian menjuarai liga musim berikutnya,” ungkap Inzaghi penuh harap.

Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada para pemain yang telah berjuang maksimal sepanjang musim meski tanpa trofi. “Saya berterima kasih kepada para pemain atas apa yang mereka lakukan musim ini. Kami memang tak meraih trofi, tapi saya bangga menjadi pelatih mereka.”

Dengan pengalaman 58 pertandingan sepanjang musim, Inter menunjukkan semangat dan ketangguhan luar biasa, menganggap kekalahan sebagai jeda dalam perjuangan, bukan akhir cerita. Luka ini menyakitkan, namun juga mendewasakan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih gemilang.

Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballnewshd77.com.